Biosistematik: Pengertian Dan Jenis

Biosistematik

Biosistematik adalah ilmu tentang keanekaragaman organisme dan hubungan kekerabatan antarorganisme. Fungsi penting dari ilmu Biosistematik meliputi pengenalan taksa, diagnosis universal taksa, memberikan dan menetapkan nama taksa yang diterima secara universal, menganalisis hubungan antartaksa, dan pengelompokkan taksa berdasarkan hubungan yang ada.

Biosistematika atau sistematik adalah ilmu tentang keanekaragaman organisme dan hubungan kekerabatan antar organisme-organisme tersebut. Pengertian sistematik berbeda dengan klasifikasi dan taksonomi.

Fungsi penting dari sistematik meliputi pengenalan taksa (diferensiasi), diagnosis universal taksa (identifikasi), memberikan/menetapkan nama taksa yang diterima secara universal (nomenklatur), analisis hubungan (relationships) antar taksa (perbandingan), dan mengelompokkan taksa berdasarkan hubungannya tersebut (klasifikasi).

Biosistematika Tumbuhan

Biosistematika Tumbuhan merupakan ilmu yang mengkaji persoalan keanekaragaman dan evoluasi tumbuhan. Biosistematika pada awalnya lebih dikenal sebagai bentuk taksonomi eksperimental yang mengkaji proses evolusi dalam populasi (Gradstein & Stace, 1981; Valentine & Love, 1958).

Taksonomi sendiri dipahami sebagai ilmu yang mempelajari deskripsi, identifikasi, penamaan, perbandingan, dan klasifikasi makhluk hidup (Singh, 2016; Vane-Wright, 2013).

Biosistematika juga dikaitkan dengan kajian Sistematika (Bhattacharyya, 2016), yaitu kajian yang fokus membahas pada hubungan kekerabatan antarmakhluk dengan tujuan untuk merekonstruksi filogeni (Simpson, 2010; Sutrisno, 2016).

Dalam perkembanganya, kajian Taksonomi dan Sistematik melebur dan menjadi satu dalam Biosistematika (Braby & Williams, 2016; Probert, 2010). Adapun secara umum pembahasan dalam Biosistematika Tumbuhan, berkaitan dengan deskripsi tumbuhan, identifikasi tumbuhan, tata nama tumbuhan, dan klasifikasi tumbuhan.

Biosistematika Tumbuhan Terdiri Atas

Biosistematika tumbuhan adalah suatu ilmu yang mengkaji bagaimana suatu tumbuhan ditemukan, diidentifikasi, dideskripsikan, dinamakan, diklasifikasi dan didaftarkan, bersamaan dengan keanekaragaman, sejarah hidup, kebiasaan hidup, peran dalam ekosistem, dan rekaman distribusi spasial maupun geografis.

Biosistematika memiliki komponen yang secara garis besar dikelompokkan menjadi komponen taksonomi dan komponen evolusi.

A. Taksonomi Tumbuhan

Taksonomi  adalah suatu kajian yang mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup. Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh, pendeskripsian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penaman tumbuhan.  Komponen taksonomi  tumbuhan yaitu:

  1. Klasifikasi tumbuhan adalah penyusunan kelompok-kelompok tumbuhan ke dalam suatu tingkatan taksonomi berdasarkan sifat-sifat tertentu. Dalam klasifikasi terdapat takson (kelompok makhluk hidup secara taksonomi) yang terdiri dari 6 takson utama, yaitu regnum (sama dengan kingdom pada hewan), divisi (sama dengan filum pada hewan), kelas, ordo, famili, genus dan spesies.
  2. Identifikasi adalah  determinasi suatu nama untuk suatu spesies sehingga dapat menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
  3. Deskripsi adalah penjelasan secara rinci mengenai karakter-karakter atau ciri-ciri suatu spesies. Biasanya digunakan untuk membedakan antara suatu spesies dengan spesies lainnya.
  4. Nomenklatur Tumbuhan adalah suatu sistem aturan yang jelas dan bersifat universal yang digunakan oleh semua ahli botani di dunia untuk menamakan tumbuhan yang tertuang dalam Kode Internasional untuk Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature, ICBN).

Peranan sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai dasar bukti taksonomi yang dapat digunakan dalam memecahkan permasalahan terkait taksonomi. Sifat dan ciri taksonomi dari seluruh bagian dan dari semua fase pertumbuhan dapat dipakai untuk mendeterminasi, mencirikan dan mengelompokkan jenis-jenis tumbuhan. Bukti taksonomi tumbuhan antara lain:

  • Sitologi adalah suatu ilmu yang mempelajari sel, baik secara struktur, komposisi, dan interaksi.
  • Anatomi adalah suatu lmu yang mempelajari susunan / struktur dari tubuh makhluk hidup dan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
  • Embriologi adalah suatu kajian tentang pembentukan dan perkembangan embrio. Individu dalam suatu takson dapat dicirikan dengan tipe embrionya, dan tanda ini dapat dipakai untuk menentukan pembatasan taksonomi dan kekerabatan alami. Data-data embriologis yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomi dan morfologis, dapat digunakan dalam membuat klasifikasi yang lebih baik.
  • Biokimia adalah suatu ilmu yang mempelajari proses kimia yang terkait dengan makhluk hidup. Biokimia dapat dijadikan sumber bukti taksonomi misalnya penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta susunan kimia.
  • Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari memilliki ciri khas untuk takson tertentu.
  • Fisiologi merupakan kajian mengenai proses, fungsi dan mekanisme yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Fisiologi dapat menjadi sumber bukti pada saat menentukan taksonomi tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama. Misalnya, musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
  • Perkembangan dapat menjadi bukti taksonomi tumbuhan terkait perubahan-perubahan yang terjadi pada tumbuhan selama proses pertumbuhan dan pendewasaan. Setiap individu satu spesies memilliki sifat perkembangan yang sama.
  • Penyebaran geografis memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu kelompok populasi perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup sebagai sub spesies, varietas atau forma.

Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling banyak jumlah jenis dan paling besar variasi ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman dan sering dianggap tempat asal evolusi takson itu.

b. Komponen Evolusi

Sejarah evolusi dapat tercermin dalam hierarki klasifikasi makhluk hidup. Pada akhir abad ke-20, perkembangan Biologi Molekular mencapai kemajuan yang cukup baik.

Para ilmuwan telah dapat membedakan dan membandingkan spesies serta kedekatan secara evolusi melalui pendekatan molekular. Pada tingkat molekular, kedekatan antara dua spesies sesuai dengan akumulasi perbedaan genom kedua spesies tersebut.

Komponen evolusi dalam biosistematika yaitu:

  • Variasi genetis sebagai bahan dasar evolusi. Variasi genetik adalah bahan dasar dari perubahan adaptif. Suatu populasi terdiri dari suatu sejumlah individu namun  tidak ada dua individu  yang benar-benar mirip. Perbedaan ini misalnya pada ciri-ciri anatomi, fisiologi dan kelakuan  yang khusus. Variasi fenotipe suatu individu dihasilkan dari genotipe dan pengaruh lingkungan.
  • Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi yang diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika.
  • Filogeni adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya.

Demikianlah pembahasan mengenai Biosistematik. Semoga bias menambah wawasan dan pengetahuan kita semua mengenai Biosistematik tersebut, sekian terima kasih.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *