Asteroid: Pengertian, Sifat, dan Dampaknya di Bumi

Asteroid

Asteroid adalah benda langit berukuran lebih kecil dibanding planet. Namun, lebih besar dari meteoroid, umumnya ada dalam bagian tata surya. Berbeda dengan komet, asteroid tidak memiliki ekor, dan unsur pembentuknya adalah bebatuan dan logam.

Asteroid yang pertama kali ditemukan adalah Ceres pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi dan pada awalnya dipertimbangkan sebagai planet baru.

Penemuan ini diikuti dengan penemuan benda-benda lainnya yang serupa, yang dengan peralatan saat itu, terlihat sebagai titik-titik cahaya, seperti bintang, menunjukkan cakram planet dalam bentuk kecil atau tidak ada sama sekali, meskipun secara mudah dapat dibedakan dari bintang karena gerakan mereka yang terlihat.

Hal ini mendorong astronom Sir William Herschel untuk mengusulkan istilah “asteroid”, berasal dari bahasa Yunani, berarti ‘seperti bintang, berbentuk bintang’, dari bahasa Yunani Kuno, yang artinya ‘bintang, planet’.

Apa Itu Asteroid?

Asteroid adalah objek langit kecil yang mengorbit Matahari, biasanya terdapat di sabuk asteroid yang terletak di antara orbit Mars dan Jupiter. Sebagian besar asteroid memiliki ukuran yang relatif kecil, tetapi ada juga asteroid yang besar dan memiliki bentuk yang beragam. Mereka terbentuk dari materi yang tersisa setelah pembentukan tata surya, dan studi mereka memberikan wawasan penting tentang sejarah dan evolusi sistem tata surya.

Sifat dan Komposisi Asteroid

Asteroid memiliki sifat dan komposisi yang berbeda-beda. Beberapa asteroid terdiri dari batuan, sedangkan yang lain mengandung logam berat seperti besi dan nikel. Ada juga asteroid yang mengandung senyawa organik kompleks dan es air. Mengetahui komposisi ini sangat penting karena dapat memberikan informasi tentang asal usul tata surya dan potensi sumber daya alam yang ada di luar angkasa.

Mengklasifikasikan Asteroid

Asteroid dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, salah satunya adalah berdasarkan lokasi orbit mereka. Ada tiga kelompok utama asteroid, yaitu:

  1. Asteroid Sabuk Utama: Terletak di antara orbit Mars dan Jupiter, merupakan kelompok asteroid terbesar.
  2. Asteroid Sabuk Kuiper: Terletak di luar orbit Neptunus, mengandung banyak es dan benda langit trans-Neptunus.
  3. Asteroid Apollo: Asteroid yang orbitnya melewati orbit Bumi dan berpotensi bersentuhan dengan planet kita.

Dampak Asteroid di Bumi

Asteroid dapat memiliki dampak signifikan terhadap Bumi jika salah satunya menghantam planet kita. Sejarah telah mencatat bahwa dampak asteroid dapat menyebabkan kepunahan massal, seperti yang terjadi pada akhir zaman dinosaurus. Membahas skenario tersebut dapat membantu meningkatkan kesadaran kita tentang risiko potensial dan upaya yang perlu dilakukan untuk melindungi Bumi dari ancaman semacam itu.

Potensi Pemanfaatan Sumber Daya Asteroid

Selain risiko dampak, asteroid juga menawarkan potensi pemanfaatan sumber daya luar angkasa. Sebagai contoh, asteroid yang mengandung es air dapat dijadikan sebagai sumber air dan bahan bakar di luar angkasa, sehingga mendukung eksplorasi manusia ke planet lain. Studi lebih lanjut tentang cara mengeksploitasi sumber daya asteroid ini dapat membuka pintu menuju masa depan yang menjanjikan bagi eksplorasi antariksa.

Asteroid Terletak Diantara Orbit Planet

Tata Surya yang sangat luas tersusun dari berbagai benda langit salah satunya adalah sabuk asteroid. Kumpulan benda kecil berbatu yang mengorbit matahari ini salah satunya terletak diantara orbit planet Mars dan Jupiter.

Sabuk asteroid merupakan sebuah tempat di ruang angkasa yang tidak ramah dan terdiri dari puing-puing bergerak dalam jumlah yang besar. Suhu pada sabuk asteroid diketahui sangat dingin yang rata-rata suhunya mencapai -73 derajat celcius.

Sabuk asteroid pertama yang ditemukan oleh para ilmuwan adalah sabuk asteroid utama yang terletak di antara Jupiter dan Mars.

Astronom mengidentifikasi dan menamakan lebih dari 828.600 asteroid dalam sabuk ini tetapi diduga sabuk ini memiliki jumlah asteroid yang lebih banyak dari angka tersebut. Ukuran asteroid dalam sabuk ini beragam mulai dari Vesta yang terbesar memiliki diameter sebesar 530 km sampai yang terkecil memiliki diameter kurang dari 10 meter.

Namun, diketahui bahwa massa total gabungan dari seluruh asteroid dalam sabuk kurang dari massa bulan Bumi.

Para peneliti memprediksi bahwa sabuk asteroid utama terbentuk setelah Jupiter terbentuk. Gravitasi dari planet terbesar di tata surya ini menyebabkan benda langit kecil bertabrakan satu sama lain dan pecah membentuk asteroid.

Asteroid diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

  • Sabuk Asteroid Utama (Main Belt Asteroids)

Pada sejarah tata surya, gravitasi Jupiter diketahui membentuk sabuk asteroid ini. Hal ini disebabkan gravitasi Jupiter menyebabkan berakhirnya pembentukan benda-benda planet di sekitarnya dan menyebabkan benda kecil saling bertabrakan.

Ketika benda-benda kecil tersebut saling berantakan mereka akan pecah dan menjadikannya asteroid.

  • Trojan

Asteroid jenis ini diketahui memiliki orbit yang sama dengan planet yang lebih besar. Kendati demikian trojan tidak menabrak planet tersebut karena mereka memiliki tempat berkumpul khusus dalam orbit yang disebut titik L4 dan L5.

Populasi asteroid trojan Jupiter diperkirakan memiliki jumlah yang sama dengan asteroid di sabuk asteroid. Selain trojan Jupiter terdapat pula trojan Mars, Neptunus, dan pada 2011 NASA mengumumkan penemuan trojan Bumi.

  • Asteroid Dekat Bumi (Near-Earth Asteroids)

Asteroid ini merupakan asteroid dengan orbit yang mendekati atau melintasi orbit bumi. Meskipun asteroid ini tidak terlalu dekat dengan Bumi yang menyebabkan ancaman tetapi asteroid ini tetap menjadi ancaman apabila menabrak Bumi.

Asteroid Sering Juga Disebut Dengan

Asteroid, disebut juga planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus).

Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma (“ekor”) sementara asteroid tidak. Istilah ini secara historis ditujukan untuk semua objek astronomis yang mengelilingi matahari dan setelah diobservasi tidak memiliki karakteristik komet aktif.

Ada jutaan asteroid, yang menurut pemikiran banyak orang adalah sisa-sisa kehancuran planetisimal, material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh besar untuk menjadi planet.

Mayoritas asteroid yang telah diketahui mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter atau berbagi orbit dengan Jupiter (Asteroid Troya Jupiter). Tetapi, terdapat keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid dekat-Bumi.

Asteroid individual diklasifikasikan berdasarkan karakteristik spektrum emisi mereka, dengan mayoritas terbagi menjadi tiga kelompok utama: tipe-C, tipe-M, dan tipe-S. Kelompok ini diberi nama dan umumnya diidentifikasi dari komposisi karbon, logam, dan silikat.

Hanya satu asteroid, 4 Vesta, yang memiliki permukaan relatif reflektif, secara normal dapat dilihat dengan mata telanjang dan ini hanya pada langit yang sangat gelap dan posisinya memungkinkan.

Asteroid-asteroid kecil yang melintas dekat dengan bumi jarang dapat dilihat dengan mata telanjang dalam waktu yang singkat. Hingga April 2016, Pusat Planet Minor memiliki data lebih dari 1,3 juta objek di dalam dan luar Tata Surya, 750.000 di antaranya telah memiliki informasi yang cukup untuk penamaan bernomor.

Demikianlah detail informasi mengenai asteroid. Semoga dapat menambah pemahaman kita mengenai asteroid tersebut, terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *