Teori Arrhenius, Ini Penjelasannya!

Teori Arrhenius

Teori Arrhenius – Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari berbagai macam makanan, minuman hingga obat-obatan yang mengandung zat kimia asam dan basa. Terdapat teori asam basa yang dikemukakan oleh ahli, misalnya Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.

Dari makanan, minuman, dan obat-obatan, asam serta basa dapat dicicipi. Rasanya asam diidentikan dengan asam dan basa diklaim terasa getir. Di sisi lain, asam dan basa ternyata ada yang berbahaya dan tidak dapat dicicipi. Oleh karena itu, asam dan basa bisa juga dianalisis melalui penelitian atau uji laboratorium.

Senyawa asam dan basa sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan pada senyawa asam dengan ciri khas mempunyai rasa masam, contohnya asam cuka, vitamin C, jeruk nipis, dll. Pada senyawa basa dengan ciri khas mempunyai rasa pahit dan licin bila dipegang, contohnya detergen, pasta gigi, kapur sirih, dll.

Teori Arrhenius Bronsted Lowry Lewis

  1. Teori Asam Basa Arrhenius

Svante Agust Arrhenius mengemukakan teori sebagai berikut.

  • Asam adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen (H+) atau ion hidronium (H3O+).
  • Basa adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH–).

Contoh:

  • Asam
    HCl (aq) → H+ + Cl–
    HNO3 (aq) → H+ + NO3–
  • Basa
    NaOH (aq) → Na+ + OH–
    KOH (aq) → K+ + OH–

Kekurangan:

Mari kita melihat reaksi antara asam klorida (HCl) dengan air. Asam klorida tersebut dapat dinetralkan dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) maupun amonia (NH3).

Pada kedua reaksi tersebut, reaksi asam klorida dengan natrium hidroksida maupun asam klorida dengan amonia, akan didapat larutan reaksi yang jernih dan dapat dikristalkan menjadi garam putih.

Kedua reaksi tersebut terlihat sangat mirip. Reaksi yang terjadi adalah:

NaOH(g) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)

Pada reaksi antara natrium hidroksida, ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion hidroksida dari NaOH. Hal tersebut sesuai dengan teori asam basa Arrhenius. Akan tetapi, pada reaksi amonia dengan asam klorida tidak terdapat ion hidroksida.

Hal tersebut dikatakan bahwa amonia bereaksi dengan air yang menghasilkan ion amonium dan hidroksida. Reaksinya sebagai berikut.

NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH–(aq)

Reaksi tersebut merupakan reaksi reversibel dan pada reaksi larutan amonia pekat maka sekitar 99% amonia tetap berada pada molekul amonia. Ion hidroksida tetapi dihasilkan walaupun dalam jumlah yang relatif sedikit.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut tidak sesuai dengan teori asam basa Arrhenius dan pada saat bersamaan terjadi reaksi antara gas amonia dengan gas hidrogen klorida.

NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s)

Pada reaksi tersebut tetap tidak dihasilkan ion hidrogen ataupun ion hidroksida, dikarenakan reaksi tersebut tidak terjadi dalam bentuk larutan. Teori asam basa Arrhenius tidak menggolongkan reaksi tersebut sebagai reaksi asam basa, meskipun faktanya reaksi tersebut menghasilkan produk yang sama (NH4Cl) ketika kedua senyawa tersebut dilarutkan dalam air.

Singkatnya teori asam basa Arrhenius adalah reaksi asam basa hanya pada larutan (aqueius, aq) dan asam basa yang dihasilkan menghasilkan H+ dan OH–.

  1. Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry Bronsted-Lowry

Teori ini mendeskripsikan asam dan basa dengan jenis larutan yang bermacam-macam. Lengkapnya, asam adalah zat yang mampu memberikan ion H+ (donor proton), sedangkan basa menerima H+ (akseptor proton).

Dari pengirim dan penerima proton ini, maka sifat asam basa dari sebuah benda yang dilarutkan di larutan dengan kandungan zat berbeda dapat diidentifikasi.

Contohnya:

  1. Teori Asam Basa Menurut Lewis

Dapat dikatakan bahwa teori ini lebih luas dibanding dua teori yang telah disebutkan sebelumnya. Menurut Lewis, asam merupakan akseptor pasangan elektron dan basa merupakan pendonor pasangan elektron.

Teori ini juga diklaim memiliki kelebihan dalam mengidentifikasi reaksi asam-basa yang berada dalam benda padat, gas, dan medium pelarut lain (bukan air biasa), serta tidak melibatkan transfer proton (teori Bronsted-Lowry).

contohnya:

Itulah pembahasan tentang Teori Arrhenius. Selamat membaca semoga artikel ini mudah dipahami serta dapat berguna hendaknya, terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *