Proses Manufaktur Kapal

Proses Manufaktur Kapal

Proses Manufaktur Kapal – Kapal merupakan suatu struktur dengan kombinasi yang kompleks dari berbagai komponen kapal yang diklasifikasikan berdasarkan atas Ukuran utama (basic dimension), berat (displacement), kapasitas angkut (dead weight), dan kegunaan servisnya.

Beberapa definisi lainnya lebih didasarkan pada tipe atau tujuan penggunaannya ( Storch, 1995). Tahap persiapan produksi merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan proses produksi.

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengatur keadaan-keadaan sehingga pada waktu yang ditentukan pekerjaan pembangunan kapal dapat dilaksanakan dan ditetapkan.

Proses Pembuatan Kapal Fiberglass

Kapal fiberglass atau yang lebih dikenal dengan FRP (fibreglass reinforced plastics) merupakan kapal serat glass yang memiliki keunggulan lebih banyak dibandingkan dengan kapal kayu. Kapal fiberglass dibuat dari bahan ringan dengan cara mesin motor baling-baling bekerja maksimal.

Kapal fiberglass memiliki karakteristik lebih ringan, mudah dibentuk, dan materialnya mudah didapat. Kapal fiberglass dapat menggantikan fungsi kapal kayu. Keterbatasan bahan kayu yang berasal dari hutan, kemudian perawatan yang mahal membuat banyak yang meninggalkan kapal kayu dan beralih ke kapal fiberglass.

Namun, di beberapa negara maju kapal fiberglass tidak digunakan karena dianggap memiliki dampak pencemaran terhadap lingkungan.

Sunario (1998) menyatkan bahwa kapal fiberglass memiliki keunggulan dibandingkan dengan kapal baja atau aluminium, khususnya untuk operasional di wilayah pantai. Akan tetapi, konstruksi kapal ini rawan benturan sehingga konstruksi lambungnya perludikaji.

Untuk membangun atau membuat kapal baru yang berbahan baku FRP, maka tidak akan terlepas dari desain gambar dan memperhitungan berapa jumlah material yang akan digunakan dalam pembuatan kapal baru tersebut.

Sebelum membangun atau membuat kapal baru yang akan dikerjakan terlebih dahulu harus mengetahui item apa saja yang harus dipersiapkan. Dengan itu ada beberapa item atau proses yang akan dipersiapkan dalam pembuatan kapal baru adalah sebagai berikut.

  • Proses Pembuatan Cetakan (Mall)

Sebelum melakukan pembuatan cetakan terlebih dahulu dipersiapkan bahan pembuatan cetakan. Pembangunan pondasi kapal ialah langkah awal sebelum pemasangan frame kapal karena pondasi awal kapal ini dibentuk dari lunas kapal hingga gading-gading kapal, yang merupakan letak kekuatan kapal yang akan dibuat.

Untuk mempermudah pada saat pembuatan kapal fiberglass, cetak atau mall yang kita buat harus sama dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar kerja yang ada.

  • Proses pemasangan frame

Setelah pembuatan kerangka cetakan selesai dilakukan maka akan terlihat bentuk dari yang akan dibangun. Dari kerangka cetakan akan dilapisi dengan triplek.

  • Peroses Laminasi Kapal FRP

Setelah cetakan (mall) selesai, maka cetakan tersebut akan kita lakukan proses pembentukan badan kapal dengan mengunakan bahan FRP. Sebelum melakukan laminasi Mat dan Wr dilakukan beberapa proses yaitu:

    • Proses Pemasangan Miror
    • Peroses Penyapuan Gelcoat
    • Proses Matt dan Wr
  • Membuka atau Melepaskan Kapal Fibreglass dari Cetak atau Mall

Membuka atau melepasakan hasil kapal fiber dari cetak atau mall yang sudah selesai. Untuk pelepasan hasil dari cetak atau mall harus dengan teliti, agar hasil bagian terluar lambung tidak rusak.

Apabila terjadi kerusakan pada saat pelepasan hasi fiber dari cetak atau mall maka harus finising lagi di bagian terluar menggunakan dempul, dengan demikian hasil yang bagian terluar akan jadi lebih baik.

  • Proses Finising

Proses finising ini ketika ada bagian lambung terluar mengalami kerusakan yang diakibatkan pada saat melepaskan hasil kapal fiber dari cetak atau mall, yang harus dilakukan memperbaiki bagian luar lambung atau finising lambung tersebut, agar finising ini memberikan hasil lambung yang lebih baik.

Kerusakan yang terjadi pada bagian terluar dari lambung seperti tidak ratanya pada sisi kapal. Disebabkan, pada saat melakukan laminasi kurangnya pengolesan resin.

Dalam proses finising ini menjadi 2 bagian yaitu :

  • Perbaikan pada yang mengalami kerusakan.
  • Pengecekan hasil laminasi
  • Peroses Pengecatan

Untuk menghasilan pada permukaan terluar dan dalam pada setiap kapal, maka dilakukan proses pengecatan, pengecatan ini dilakukan guna untuk memberikan hasil yang lebih baik dari yang semula.

Untuk itu ada beberapa proses pengecatan yang harus kita lakukan pada saat melakukan pengecatan pada kapal, antara lain adalah:

  • Pengecatan dasar
  • Pendempulan
  • Pengamplasan
  • Electrical installation

Proses Pembuatan Kapal Pinisi

Kapal pinisi adalah salah satu moda transportasi laut asli Sulawesi yang melegenda.  Kapal yang menggunakan tenaga penggerak angin ini dulunya pernah menjadi angkutan nomor 1 para pelaut Indonesia.

Biasanya, kapal ini digunakan untuk mengangkut barang-barang keluar dan masuk pulau. Kini, keberadaannya lebih banyak digunakan sebagai objek wisata.

Proses Pembuatan Kapal Pinisi

Saat ini, kapal pinisi masih dibuat di tiga desa Kabupaten Bulukumba, yakni Tana Beru, Bira, dan Batu Licin. Proses pembuatannya masih dilakukan dengan cara tradisional. Sebelum mulai membuat, terlebih dahulu akan dibentuk sekelompok panitia pembuatan dengan tugasnya masing-masing.

Di antaranya adalah panrita (kepala tukang), sawi kabusu dan pemula (tukang), sambalu (pemilik perahu), dan ledeng (dewan musyawarah). Tujuannya adalah agar proses pembuatannya dapat berlangsung dengan rapi, harmonis, dan sesuai dengan keinginan.

Kemudian, dimulailah tahapan pembuatan kapal pinisi yang dapat dikategorikan menjadi 3 tahap besar. Berikut ini tahapan-tahapan pembuatan kapal pinisi:

  • Pencarian Kayu Berdasar Hari Baik

Sebelum memulai proses pencarian kayu, hari baik untuk mencarinya ditentukan terlebih dahulu. Hari baik ini biasanya jatuh pada hari ke-5 atau 7 pada bulan pembuatan kapal. Pemilihan hari ini melambangkan rezeki yang ada di tangan dan selalu mendapat rezeki.

  • Penebangan, Pengeringan, dan Pemotongan Kayu

Usai mendapatkan pohon yang dianggap cocok, pohon tersebut segera ditebang. Kayunya lalu dikeringkan dan dipotong-potong. Kayu-kayu tersebut kemudian dirakit menjadi bagian dari kapal pinisi.

Pertimbangan pemilihan kayu untuk kapal pinisi dilihat dari kualitas dan umurnya. Semakin besar kapal, maka umur kayu yang dibutuhkan semakin tua. Untuk kapal besar, setidaknya kayu yang digunakan berumur 50 tahun, sedangkan untuk kapal kecil cukup 25 tahun.

  • Peluncuran Kapal Pinisi

Sebelum diluncurkan, pada malam hari sebelumnya akan diadakan upacara ammossi dan appassili. Keesokan harinya, biasanya pada siang hari, kapal akan diluncurkan dengan bantuan banyak orang. Bahkan, bisa jadi hingga tembus angka 100 orang yang bergotong-royong.

Selepas diluncurkan, pemilik perahu biasanya akan mengadakan pesta. Tujuannya adalah untuk menghargai dan menghormati orang-orang yang telah membantunya membuat kapal tersebut hingga meluncurkannya.

Jenis Kapal Pinisi

Kapal pinisi diklasifikasikan ke dalam dua jenis. Klasifikasi keduanya didasarkan pada bentuk lambung dan letak kemudinya yang berbeda, sebagai berikut.

  • Palari

Palari adalah tipe kapal pinisi dengan lambung mirip kapal padewakang asal Sulawesi. Lunas tipe palari lebih melebar dan kemudinya berada di bagian samping. Nama palari sendiri berarti ‘untuk berlari’.

  • Lamba atau Lambo

Jenis yang satu ini mengacu pada kapal pinisi modern yang telah diperlengkapi dengan motor diesel. Bentuk lambungnya terinspirasi dari lambung kapal-kapal Eropa era 1.900-an.

Bedanya dengan tipe palari, kemudinya berada di bagian tengah sehingga memudahkan untuk bermanuver.

Demikianlah pembahasan mengenai proses manufaktur kapal. Semoga bsia menambah pengetahuan kita semua, sekian terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *