Dalil Aqli dan Penjelasan

Dalil Aqli

Dalil Aqli – dalil secara terminologi adalah suatu petunjuk yang dijadikan landasan berpikir yang benar dalam memperoleh hukum syara‟ yang bersifat praktis (amaly), baik setatusnya qot‟I (pasti) maupun zhani (relatif).

Dalil Aqli adalah dalil yang bukan berasal dari nash langsung, tetapi dengan menggunakan akal pikiran, yaitu ijtihad. Dalil Aqli bukanlah dalil yang sama sekali terlepas dan tidak bersumber dari Al-qur‟an ataupun Hadits.

Namun, merupakan penjabaran dari Al-qur‟an dan Hadits. Setidak-tidaknya, perinsip–perinsip umumnya terdapat dalam Al-qur‟an dan Hadits.

Dalil Aqli disebut juga Al-Adillah Al-Ahkam ghoirul Manshushah atau dalil-dalil hukum yang secara tekstual tidak disebutkan oleh nash Al Quran dan assunnah. Dalil-dalil ini dirumuskan melalui ijtihad dengan menggunakan penalaran ra‟yu.

Contoh dalil-dalil yang dikelompokkan kepada kategori terakhir ini meliputi Ijma, Qiyas, Istihsan, Mashalih Mursalah, Istishab, Urf, Syarun Man Qablana dan Qaul Shahabi.

Dalil Aqli adalah dalil yang sumbernya dari hasil pemikiran manusia yang logis, empiris, dan sistematis. Biasanya, Dalil Aqli menggunakan metode filsafat dalam menemukan kebenaran. Berikut beberapa Dalil Aqli terjadinya kiamat.

  • Menurut Ahli Astronomi

Sebagian para ahli astronomi berpendapat bahwa bumi dan planet-planet berputar mengelilingi matahari dengan saya tarik-menarik sehingga beredar dan bergerak secara secara seimbang atau serasi.

Namun, daya tarik tersebut lama-lama akan berkurang bahkan hilang. Pada akhirnya, bumi dan planet-planet tersebut akan hancur karena saling bertabrakan. (Bandingkan dengan surah At-Takwir ayat 2 dan surah Al Infitar ayat 2).

Sebagian lain, seperti Sarjana Astronomi Jh. Van Viergen dan kawan-kawannya memperkirakan bahwa akibat dari pengembangan yang terus-menerus tanpa batas, alam semesta akan meletus. Umpamanya, balon akan meledak jika seseorang memompanya terus menerus tanpa henti.

Hingga saat ini, dunia sedang mengalami pengembangan sehingga akan melebihi kapasitas maksimal.

Akibat pengembangan tersebut, alam semesta akan pecah dan hancur berantakan. (Bandingkan dengan surah Al Ahqaf ayat 3, surah At Tur ayat 9, surah Ar Rahman ayat 37, surah Al Haqqah ayat 16, dan surah Al Maarij ayat 8).

  • Menurut Ahli Geologi

Para ahli geologi mengatakan bahwa bumi memiliki gas panas yang berkembang dan terus menerus menekan ke arah keluar bumi. Namun karena bumi mendapat tekanan (atmosfer) dari luar atau permukaannya, maka terjadilah keseimbangan.

Mereka memperkirakan bahwa tekanan dari luar bumi ini semakin lemah dan tak berdaya sehingga mengakibatkan gas bumi akan meledak dengan dahsyat dan mengeluarkan bola api raksasa yang membawa kehancuran. (Bandingkan dengan surah Az Zalzalah).

  • Menurut Ahli Fisika

Para ahli fisika atau teori ilmu alam berpendapat bahwa sumber energi terbesar yang dapat memenuhi kebutuhan semua kehidupan di dunia adalah matahari. Matahari juga menjadi pusat daya tarik antara benda-benda angkasa (planet).

Namun, sinar matahari lambat laun semakin melemah dan memengaruhi daya tarik di antara planet-planet tersebut. Hal tersebut menyebabkan tidak ada keseimbangan antara planet satu dengan planet lainnya, maka terjadilah tabrakan di antara planet-planet tersebut. (Bandingkan dengan surah At Takwir ayat 1-3).

Dalil Aqli Adalah Dalil Yang Berdasarkan

Dalil Aqli terdiri dari kata dalil dan aqli yang bermakna akal dari bahasa Arab. Jadi, Dalil Aqli adalah dalil-dalil yang berdasarkan atau bersumber dari akal. Dalil Aqli cenderung bersifat ilmu-ilmu.

Selain itu, Dalil Aqli juga diartikan sebagai petunjuk dan pertimbangan akal pikiran yang objektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan, ambisi, atau kebencian dari emosi. Kebenaran Dalil Aqli cenderung bersifat nisbi atau relatif. Bentuk dari Dalil Aqli ini berupa ijtihad, ijma, dan qiyas.

Contoh Dalil Aqli dalam bentuk ijma pada masa Rasulullah SAW adalah, saat beliau meninggal dunia dan diperlukan seorang pengganti yang disebut khalifah. Sebab itu, kaum muslim pada waktu itu sepakat untuk mengangkat seorang khalifah.

Secara ringkas pandangan Ahlus Sunnah tentang penggunaan akal di antarannya:

  • Syari’at didahulukan atas akal, karena syari’at itu ma’shum sedang akal tidak ma’shum.
  • Akal mempunyai kemampuan mengenal dan memahami yang bersifat global, tidak bersifat detail.
  • Apa yang benar dari hukum-hukum akal pasti tidak bertentangan dengan syari’at.
  • Apa yang salah dari pemikiran akal adalah apa yang bertentangan dengan syari’at.
  • Penentuan hukum-hukum tafshiliyah (terinci seperti wajib, haram dan seterusnya) adalah hak prerogatif syari’at.
  • Akal tidak dapat menentukan hukum tertentu atas sesuatu sebelum datangnya wahyu, walaupun secara umum ia dapat mengenal dan memahami yang baik dan buruk.
  • Balasan atas pahala dan dosa ditentukn oleh syari’at.
  • Janji Surga dan ancaman Neraka sepenuhnya ditentukan oleh syari’at.
  • Tidak ada kewajiban tertentu terhadap Allah Azza wa Jalla yang ditentukan oleh akal kita kepada-Nya.

Dalil Aqli indentik dengan dalil-dalil yang berdasarkan akal fikiran manusia yang sehat dan obyektif tidak dipengaruhi keinginan, ambisi, atau kebencian dari emosi. Akal merupakan bagian indera dan insting yang ada dalam diri manusia yang diciptakan oleh Allah SWT yang berguna bagi kehidupan manusia yang telah dimuliakan Allah SWT.

Dalil Aqli Sifat Qudrat Adalah Adanya

Sifat qudrat artinya Allah kuasa dalam mengadakan dan meniadakan sesuatu dan mustahil Allah lemah. Dalil Aqli sifat qudrat adalah adanya alam karena jika Allah lemah maka tidak akan tercipta apapun.

Dalil Aqli mempunyai beberapa makna diantaranya: kebijakan (al hikmah), tindakan yang baik atau tindakan yang tepat (husnut tasharruf), denda (ad diyah).

Secara istilah akal memiliki beberapa definisi diantaranya:

  • Cahaya nurani, yang dengannya jiwa bisa mengetahui perkara-perkara yang penting dan fitrah.
  • Aksioma- aksioma rasional dan pengetahuan-pengetahuan dasar yang ada pada setiap manusia.
  • Kesiapan bawaan yang bersifat instinktif dan kemampuan yang matang.

Akal merupakan bagian dari indera dan insting yang ada dalam diri manusia yang memiliki sifat berubah-rubah, yakni kadang ada dan kadang bisa hilang dan akal merupakan indera yang diciptakan oleh Allah SWT berupa kemampuan yang dapat melahirkan sejumlah aktivitas pemikiran yang berguna bagi kehidupan manusia.

Dalil Aqli didasarkan pada akal pemikiran manusia itu sendiri. Dalil Aqli tidak bisa dijadikan sandaran mutlak, hal ini tentunya berbeda dengan Dalil Naqli karena diambil dari sumber Al Qur’an dan As Sunnah.

Syari’at Islam memberikan nilai dan urgensi yang amat tinggi terhadap akal manusia. Hal itu dapat dilihat pada beberapa point berikut.

  • Allah hanya menyampaikan kalam-Nya kepada orang yang berakal karena hanya mereka yang mempunyai akal yang dapat memahami agama dan syari’at-Nya.
  • Akal merupakan syarat yang harus ada dalam diri manusia untuk dapat menerima taklif (beban hukum) dari Allah. Hukum syari’at tida idak berlaku bagi mereka yang tidak menerima taklif. Di antara yang tidak menerima taklif itu adalah orang gila karena kehilangan akalnya.
  • Allah memberi peringatan kepada orang yang tidak menggunakan akalnya. Misalnya terhadap ahli neraka yang tidak menggunakan akalnya.
  • Penyebutan begitu banyak proses dan anjuran berfikir dalam Al Qur’an, seperti tadabbur,tafakkur,ta-aqqul dan lainnya.
  • Islam mencela taglid yang membatasi dan melumpuhkan fungsi dan kerja akal.
  • Pembatasan wilayah kerja akal dan pikiran manusia.

Itulah pembahasan singkat mengenai Dalil Aqli. Semoga bisa memperluas wawasan kita semua mengenai Dalil Aqli tersebut, sekian terima kasih.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *