Manajemen Akuakultur Tawar

Manajemen Akuakultur

Manajemen Akuakultur- Akuakultur adalah pembiakan, pemeliharaan, dan pemanenan ikan, kerang, alga, dan organisme lain di semua jenis lingkungan perairan.

Tujuan utama akuakultur yaitu untuk memproduksi pangan (ikan konsumsi), ikan hias, bahan baku industri. Pada produksi perikanan berasal dari perikanan tangkap (fisheries) yang dilakukan di laut dan perairan umum sungai, danau dan rawa.

Manajemen Akuakultur tawar 

Akuakultur adalah kegiatan usaha dan teknologi memproduksi biota akuatik (ikan dalam arti yang luas) secara terkontrol. 

Akuakultur Memberikan gambaran tentang pengelolaan ikan dalam budidaya dengan baik yang mencakup bagaimana kita mengenal jenis pakan dan intensitas pakan bagi organisme air,hama penyakit yang menyerang bagi ikan, tingkah laku dan sebagainya. 

Sistem budidaya ikan yang diterapkan di Indonesia adalah monokultur dan polikultur. Kegiatan monokultur ikan adalah memelihara ikan dari jenis yang sama. Sedangkan kegiatan polikultur ikan adalah memelihara ikan dari jenis yang berbeda dalam wadah yang sama. 

Ikan yang dipelihara bisa terdiri dari 2 jenis atau lebih.Ikan Nila merupakan ikan yang tergolong ikan herbivora karena spesies tersebut sering makan tumbuhan, spesies ini aktif mencari makan pada saat siang hari (Diurnal), 

ikan ini cenderung sering muncul di permukaan dan ikan patin (pangasius sp) tergolong ikan Karnivora sebab spesies ini sering makan hewan dan aktif mencari makan pada saat malam hari (nokturnal), 

spesies ini sering di dasar kolam sehingga jarang muncul ke permukaan.Ikan lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. 

Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. 

ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut aborescen organ yang merupakan membran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang.

Manajemen akuakultur tawar ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa untuk dapat melakukan dan memahami teknik budi daya secara optimal mulai dari persiapan kolam, pemilihan benih, tebar, cara pemeliharaan, 

metode pemberian pakan, penanganan dari panen sampai pasca panen hingga analisis usaha budidaya kedua jenis ikan tersebut pengontrolan kualitas air berfungsi untuk menjaga kestabilan kondisi kolam budidaya, pengawasan limbah hasil ekskresi dan sisa pakan supaya tidak mencemari perairan di sekitar kolam budidaya tersebut.

Manajemen tata lingkungan Akuakultur

Dalam Manajemen Tata Lingkungan perairan ada beberapa hal atau faktor yang mempengaruhi kualitas lahan maupun kualitas air yang disebabkan karena adanya pencemaran atau penurunan mutu lingkungan. 

Oleh karena itu, untuk mempertahankan kondisi kualitas lingkungan tersebut maka perlu dilakukan manajemen dalam melakukan penataan kondisi lahan maupun lingkungan perairan. 

Dalam praktikum kali ini ada beberapa indikator yang diamati  mengenai manajemen lahan dan lingkungan perairan adalah suhu, salinitas, DO, nitrat, pH, topografi dan tekstur tanah.

Dalam kegiatan Manajemen Tata Lingkungan sangat perlu dilakukan untuk mempertahankan kondisi kualitas lahan budidaya (tambak) maupun kualitas air yang diakibatkan oleh degradasi lingkungan dan pencemaran limbah rumah tangga. 

Kondisi lahan budidaya baik internal (tekstur tanah) maupun eksternal (lingkungan sekitar tambak) sudah tidak layak dijadikan areal budidaya. 

Hal ini disebabkan karena tambak tersebut dekat dengan pemukiman warga, maka secara tidak langsung degradasi lingkungan yang diakibatkan pencemaran dari limbah buangan rumah tangga tidak bisa dihindari.

Adapun kondisi kualitas air dari beberapa parameter yang kami amati di tambak masyarakat kawasan Teluk Kendari seperti suhu perairan, salinitas, DO, nitrat,  derajat keasaman dan tekstur tanah dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas air secara keseluruhan masih layak dijadikan sebagai areal budidaya, hanya kandungan nitrat tambak di lokasi  praktikum tergolong memiliki tingkat kesuburan rendah. 

Namun apabila dilakukan manajemen yang baik, seperti pengelolaan dasar tambak seperti pemberian pupuk, peristirahatan tambak, pengeringan, pergantian air dan pencucian sehingga  tanah dasar tambak menjadi subur, gembur dan membuat koloid tanah menjadi stabil, disamping itu guna mengoksidasi bahan-bahan organik dan substansi-substansi yang tersisa pada lapisan tanah dasar tambak.

Demikianlah teman-teman pembahasan kita hari ini tentang Manajemen Akuakultur, semoga bermanfaat dan jangan lupa di share ke teman-teman yang lain ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *