Bilangan Oksidasi, Berikut Penjelasannya!

Bilangan Oksidasi

Bilangan Oksidasi – Setiap atom terdiri dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Elektron pada kulit terluar atom disebut elektron valensi. 

Apabila atom memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2, maka atom itu akan bersifat stabil, sehingga sulit untuk berikatan dengan atom lain. Contohnya, seperti atom-atom pada golongan VIIIA (unsur gas mulia). 

Sementara itu, atom yang tidak memiliki elektron valensi berjumlah 8 atau 2 akan bersifat tidak stabil. Atom yang sifatnya belum stabil cenderung ingin stabil. 

Caranya, mereka akan melakukan transfer elektron, yaitu melepaskan atau menerima sejumlah elektron. Akibat dari transfer elektron ini, atom akan memiliki muatan, bisa positif atau negatif. 

Atom yang bermuatan positif, artinya atom itu telah melakukan pelepasan elektron, sehingga kehilangan beberapa elektron yang dimilikinya. 

Sementara itu, atom yang bermuatan negatif, berarti atom itu telah menerima beberapa elektron dari atom lain.

Muatan atom berbeda-beda jumlahnya, tergantung dari seberapa banyak elektron yang dilepas atau diterima oleh atom. Nah, jumlah muatan positif dan negatif pada suatu atom bisa kita sebut dengan bilangan oksidasi (biloks).

Bilangan Oksidasi Adalah 

Bilangan ini adalah angka atau bilangan yang menyatakan banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima suatu atom dalam pembentukan suatu senyawa. 

Bilangan ini diberi tanda positif (+) apabila suatu atom melepaskan elektron dan diberi tanda negatif (-) apabila suatu atom menerima elektron. 

Misalnya, senyawa NaCl yang terbentuk dari atom Na dan Cl yang berikatan secara ionik. Na melepaskan atau memberikan elektron pada Cl sehingga berubah menjadi ion Na+. Sementara Cl menerima atau menyerap elektron dari Na sehingga berubah menjadi ion Cl–.

Bilangan Oksidasi Cl 

Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi

Aturan penentuan bilangan ini merupakan urutan prioritas dalam menentukan biloks unsur. Ada 8 aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu unsur, di antaranya:

  1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0 (nol)

Unsur bebas adalah unsur-unsur yang tidak stabil dan tidak berikatan kimia dengan unsur lain. Contohnya, Na, H2, N2, Br2, Be, K, O2, dan P4. Kedelapan unsur tersebut memiliki bilangan oksidasi nol.

  1. Bilangan oksidasi ion monoatomik sama dengan muatannya

Ion monoatomik adalah ion yang hanya terdiri dari satu atom saja. Setiap ion monoatomik ini bilangan oksidasinya sama dengan muatannya. Contoh:

  • Bilangan oksidasi pada Li+, Na+, K+,dan Ag+ adalah +1.
  • Bilangan oksidasi pada Mg2+, Ca2+, Cu2+, dan Fe2+, adalah +2.
  • Bilangan oksidasi pada F, Cl, Br, dan I, adalah -1.
  • Bilangan oksidasi pada O2- dan S2-, adalah -2.
  1. Jumlah bilangan oksidasi semua atom unsur yang terdapat dalam dalam sebuah senyawa adalah 0 (nol)

Contoh:

  • Senyawa NaCl

Pada senyawa NaCl, jumlah bilangan oksidasi Na dan Cl harus sama dengan nol. Adapun bilangan oksidasi Na dalam NaCl adalah +1, sedangkan bilangan oksidasi Cl dalam NaCl adalah -1 sehingga jumlah kedua bilangan oksidasi tersebut sama dengan nol. 

  • Senyawa CuO

Bilangan oksidasi Cu dalam senyawa CuO adalah +2 dan bilangan oksidasi O dalam senyawa CuO adalah -2 sehingga jumlahnya adalah nol. 

  1. Bilangan oksidasi atom-atom pembentuk ion poliatomik sama dengan muatannya

Ion poliatomik adalah ion yang terbentuk dari dua atau lebih atom-atom yang terikat bersama dan membentuk ion, baik ion positif (kation) maupun ion negatif (anion). Misalnya, OH (ion hidroksida), SO42– (ion sulfat), dan NH+4 (ion amonium). 

Bilangan oksidasi atom-atom yang membentuk ion poliatomik ini sama dengan muatannya. Contoh:

  • Pada ion OH, bilangan oksidasi O ditambah dengan bilangan oksidasi H = -1.
  • Pada ion SO42–, bilangan oksidasi S ditambah dengan 4 kali bilangan oksidasi O = -2.
  • Pada ion NH+4, bilangan oksidasi N ditambah dengan 4 kali bilangan oksidasi H = +1.
  1. Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali (IA) dalam berbagai senyawa yang dibentuknya adalah +1

Contoh:

  • Bilangan oksidasi Na dalam NaCl, NaOH, Na2CO3, Na3PO4, dan semua senyawa Na adalah +1.
  • Bilangan oksidasi Li, K, Rb, Ca, Fr dalam semua senyawanya adalah +1.
  1. Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali tanah (IIA) dalam berbagai senyawa yang dibentuknya adalah +2

Contoh, unsur Mg, Ca, Sr, Ba dalam semua senyawanya memiliki biloks +2.

  1. Bilangan oksidasi atom Hidrogen (H) dalam senyawa adalah +1

Bilangan oksidasi atom Hidrogen (H) dalam senyawa adalah +1, kecuali senyawa-senyawa hidrida logam alkali (golongan IA) dan alkali tanah (golongan IIA). Contoh:

  • Bilangan oksidasi H dalam senyawa H2O, HCl, HF, H2SO4, HNO3, NH3, dan CH4 adalah +1.
  • Bilangan oksidasi H dalam senyawa KH, NaH, MgH2, dan CaH2 adalah -1.
  1. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya adalah -2

Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya adalah -2, kecuali dalam senyawa peroksida dan OF2. Contoh:

  • Bilangan oksidasi O dalam H2O, CO2, SO2, H2SO4,dan KClO3 adalah -2 (senyawa oksigen). 
  • Bilangan oksidasi O dalam H2O2,Na2O2, dan BaO2 adalah -1 (senyawa peroksida).
  • Bilangan oksidasi O dalam senyawa OF2 adalah +2.

Pengecualian dalam Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi

Berikut adalah beberapa pengecualian dalam aturan menentukan bilangan oksidasi. 

  • Dalam F2O, bilangan oksidasi O adalah +2.
  • Dalam KO2, bilangan oksidasi O adalah -½ .
  • Dalam peroksida ( H2O2,Na2O2, dan BaO2), bilangan oksidasi O adalah -1.
  • Dalam hidrida logam (NaH, CaH2, dan AlH3), bilangan oksidasi H adalah -1.

Contoh Soal

Agar kamu semakin paham dalam menentukan bilangan oksidasi, yuk perhatikan beberapa contoh beserta pembahasannya berikut ini. 

Contoh 1

Tentukan bilangan oksidasi P dalam ion PO43-!

Pembahasan:

  • Ingat, pada aturan 2 dan 4 disebutkan bahwa bilangan oksidasi atom-atom pembentuk ion monoatomik maupun poliatomik adalah sama dengan muatannya. Artinya, biloks ion  PO43-  adalah -3.
  • Oksigen memiliki biloks -2.
  • Kita misalkan biloks P = x

biloks ion  PO43- = ( 1 x biloks P) + (4 x biloks O) 

-3 = (1 x (x)) + (4 x (-2))

-3 = x  + (-8)

-x = (-8) + 3 

-x = – 5

x = +5

 

Jadi, biloks unsur P adalah +5.

Contoh 2

Tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur penyusun senyawa NaClO3!

Pembahasan:

Sesuai dengan aturan 2, biloks Na adalah +1. Sementara O memiliki biloks -2. Dari ketiga unsur penyusun senyawa NaClO3, hanya unsur Cl yang belum diketahui biloksnya. 

Maka, untuk mengetahui biloks unsur Cl, kamu bisa memanfaatkan unsur-unsur yang sudah diketahui biloksnya. 

(1 x biloks Na) + (1 x biloks Cl) + (3 x biloks 2) = 0

(+1) +   biloks Cl + (3 x (-2)) = 0

(+1) +   biloks Cl + (-6) = 0

biloks Cl = 6 – 1

biloks Cl = +5

Jadi, bilangan unsur Na, Cl, dan O dalam NaClO3 adalah +1, +5, dan -2.

Nah, itulah informasi yang bisa kami bagikan mengenai Bilangan Oksidasi, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat dan terima kasih telah membaca.
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *