Masa Pra Aksara: Menggali Akar Peradaban Manusia

Masa Pra Aksara

Masa Pra AksaraPeriodisasi zaman praaksara dapat dibedakan berdasarkan geologi (ilmu yang mempelajari bebatuan) dan arkeologi (peninggalan sejarah). Selain itu, zaman praaksara juga sering disebut juga dengan zaman prasejarah. 

Zaman praaksara disebut juga zaman nirleka yang di mana nir adalah tidak ada dan leka adalah tulisan. Masa praaksara adalah sebuah masa di mana manusia belum mengenal tulisan. 

Masa ini ditandai dengan manusia yang masih menggunakan batu dan logam sebagai teknologinya kala itu. Jadi, masa praaksara terbagi menjadi ke dalam dua zaman, yaitu zaman batu dan juga zaman logam.

Zaman batu tua (paleolitikum)

Zaman batu tua disebut juga dengan istilah paleolitikum. Alasan disebut dengan zaman batu tua karena alat-alat yang digunakan manusia purba kala itu masih berupa batu-batu besar dan juga kasar. 

Beberapa peralatan batu di zaman palaeolithikum misalnya kapak perimbas dan juga alat-alat serpih. Untuk kehidupan manusia saat itu mereka masih menerapkan gaya hidup nomaden (berpindah-pindah tempat). 

Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan berupa biji-bijian, sayuran dan buah dari alam yang dilewatinya.

Pengertian Masa Pra Aksara

Masa Pra Aksara merupakan periode dalam sejarah manusia di mana mereka belum mengembangkan sistem tulisan seperti yang kita kenal saat ini. Tanpa adanya catatan tertulis, manusia kuno menggunakan metode lisan dan simbol-simbol primitif untuk berkomunikasi dan memperoleh pengetahuan. Meskipun belum ada tulisan formal, Masa Pra Aksara membentang sepanjang ribuan tahun dan menjadi fondasi bagi peradaban manusia yang akan datang.

Pentingnya Masa Pra Aksara dalam Sejarah

Masa Pra Aksara memiliki peran krusial dalam perkembangan peradaban manusia. Tanpa kemampuan untuk mencatat secara tertulis, manusia harus mengandalkan cerita lisan dan pengetahuan turun-temurun untuk mempertahankan budaya dan tradisi mereka. Hal ini membentuk identitas mereka sebagai kelompok sosial dan membantu mengembangkan bahasa sebagai alat komunikasi yang kompleks.

Kehidupan dalam Masa Pra Aksara

A. Perkembangan Bahasa

Masa Pra Aksara menyaksikan evolusi bahasa manusia. Sebagai satu-satunya cara untuk berkomunikasi, bahasa lisan menjadi sangat penting. Kompleksitas bahasa berkembang dari sekadar bunyi dan isyarat menjadi sistem bahasa yang lebih terstruktur, memungkinkan manusia untuk menyampaikan gagasan dan emosi dengan lebih tepat.

B. Seni dan Kesenian

Seni dan kesenian memiliki peran sentral dalam Masa Pra Aksara. Melalui lukisan dinding, pahatan batu, dan kerajinan tangan, manusia kuno mengabadikan cerita, keyakinan, dan kehidupan sehari-hari mereka. Seni ini tidak hanya menjadi ekspresi kreativitas, tetapi juga bentuk komunikasi visual yang kuat.

C. Sistem Pengetahuan dan Kepercayaan

Masa Pra Aksara juga menyaksikan perkembangan sistem pengetahuan dan kepercayaan manusia. Mereka mencari pemahaman tentang alam semesta, musim, dan fenomena alam lainnya. Inilah awal dari mitos, legenda, dan kepercayaan spiritual yang membentuk pandangan dunia manusia prasejarah.

Pentingnya Arkeologi dalam Memahami Masa Pra Aksara

Arkeologi memainkan peran kunci dalam mengungkap misteri Masa Pra Aksara. Melalui penemuan artefak, perkakas, dan sisa-sisa manusia yang kuno, para arkeolog dapat merekonstruksi kehidupan dan budaya masa lalu. Dengan bantuan teknologi modern seperti metode karbon, kita dapat menentukan usia dan asal-usul benda-benda bersejarah ini.

Zaman batu tengah (mesolitikum)

Beralih ke zaman batu tengah, di sini peralatan batu yang digunakan oleh manusia purba sudah mulai ada peningkatan. 

Peralatan batu yang semula masih besar dan kasar kini mulai dimodifikasi oleh manusia purba menjadi lebih halus dan berukuran lebih kecil. Contohnya seperti pebble (kapak Sumatra) dan juga mata panah yang terbuat dari batu.

Di masa ini, manusia diyakini sudah mulai hidup menetap. Bukti yang mendukung hal tersebut adalah dengan ditemukannya Kjokkenmoddinger (sampah sisa-sisa makanan seperti kulit kerang) dan juga Abris sous Roche (cerukan atau gua yang digunakan manusia purba sebagai tempat tinggal).

Zaman batu baru (neolitikum)

Zaman batu selanjutnya adalah zaman batu baru atau disebut juga dengan neolitikum. Berbagai peralatan juga semakin inovatif. Sebut saja kapak persegi dan juga kapak lonjong. 

Untuk kehidupan masyarakat di zaman ini juga sudah mulai berada pada fase food producing. Selain sudah menetap, mereka juga telah melakukan kegiatan bercocok tanam untuk menghasilkan makanan sendiri.

Zaman batu besar (megalitikum)

Zaman batu yang terakhir adalah zaman batu besar atau yang dikenal dengan zaman megalitikum. Salah satu ciri khas pada zaman batu ini adalah sudah mulai adanya kepercayaan dari masyarakat di masa tersebut kepada tuhan.

Disebut dengan zaman batu besar karena beberapa produk yang dihasilkan pada zaman ini berupa kebudayaan bangunan yang menggunakan batuan-batuan besar. Contohnya seperti menhir, dolmen, kubur peti batu, sarkofagus, waruga, punden berundak, dan patung-patung.

Masa Pra Aksara di Indonesia 

Secara harfiah, pra artinya sebelum dan aksara artinya tulisan. Jadi, praaksara artinya belum mengenal tulisan. Pada masa praaksara, manusia belum mengenal tulisan dan hanya mengandalkan fosil, seperti sisa makhluk hidup yang telah membatu untuk mempelajari kehidupannya.

Nama lain masa praaksara adalah prasejarah atau nirleka, yang artinya zaman tidak ada tulisan. Nir yang artinya tidak ada dan leka artinya tulisan. 

Merujuk pada buku Sejarah Indonesia yang ditulis oleh Veni Rosfenti, masa praaksara adalah masa-masa saat manusia belum mengenal tulisan.

Meskipun mulainya masa praaksara hingga kini belum diketahui secara pasti dan belum bisa dibuktikan, namun satu hal yang pasti adalah masa praaksara dimulai sejak manusia purba mulai ada di muka Bumi ini.

Selain itu, berakhirnya masa praaksara di setiap negara tidak sama tergantung peradaban negara itu sendiri. Namun, berakhirnya zaman praaksara di Indonesia dapat diperkirakan pada masa berdirinya kerajaan Kutai, yaitu sekitar abad ke-5 Masehi.

Secara umum, masa praaksara di Indonesia dibagi menjadi dua aspek yaitu:
1. Berdasarkan kebudayaanya dibagi menjadi zaman batu dan zaman logam.
2. Berdasarkan kemampuannya dibagi menjadi masa berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, dan perundagian.

Sementara, zaman batu pun masih banyak terbagi menjadi empat zaman yaitu, zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum dan Megalitikum. Pada zaman ini, alat perkakas manusia masih terbuat dari batu.

Lain halnya pada zaman logam, peralatan pada masa itu mayoritas terbuat dari perunggu dan besi. Lantas, bagaimana cara masyarakat praaksara mempertahankan kehidupannya?

Berdasarkan corak kehidupan masyarakat praaksara dibagi menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik seperti yang dikutip dari buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara karya Tri Worosetyaningsih.

Corak kehidupan berlangsung dari yang paling sederhana hingga pembuatan alat-alat dari logam yang membutuhkan keahlian khusus. Dari awalnya hidup berpindah-pindah hingga menetap dengan membuat rumah.

Bahkan, dari yang awalnya hidup dengan cara mengumpulkan makanan hingga menghasilkan makanan sendiri. Saat itu kehidupan sangat sederhana, bergantung pada alam. Manusia purba masih berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan makanan atau yang disebut nomaden (tidak tetap).

Masa Pra Aksara Disebut Juga Sebagai 

Istilah Pra Sejarah, Pra Aksara dan Nirleka Pra-sejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di saat catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. 

Tidak jauh berbeda dengan istilah praaksara yang berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan. 

Yang dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan. Masa pra-sejarah dan pra-aksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. 

1 Masa pra-aksara disebut juga dengan masa pra-sejarah, yaitu suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Adapun masa sesudah manusia mengenal tulisan disebut juga dengan masa aksara atau masa sejarah. 

Mengenai istilah, terdapat pendapat bahwa istilah pra-aksara sebenarnya lebih tepat karena pra-aksara berarti sebelum ada tulisan. Berbeda dengan pra sejarah yang berarti sebelum ada sejarah. 

Meski manusia belum mengenal tulisan, tidak berarti manusia tidak memiliki sejarah dan kebudayaan. Seperti diungkapkan Colin Renfrew, zaman pra-sejarah dapat dikatakan permulaan terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di saat kehidupan manusia di Bumi yang belum mengenal tulisan.

2 Batas antara zaman pra-sejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa pra-sejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. 

Berakhirnya zaman pra-sejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari 1 R. 

Nah, itulah informasi yang bisa kami bagikan mengenai Masa Pra Aksara, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat dan terima kasih telah membaca. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *