Anatomi Fisiologi Dan Kajian Ilmu

Anatomi Fisiologi

Anatomi Fisiologi – Anatomi dan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari urai tubuh beserta fungsinya. Sebagai pun calon tenaga kesehatan sudah menjadi keharusan bahwa setiap pelayanan kesehatan yang dilakukan harus mengerti terhadap keilmuan dasar.

Anatomi perlu dimengerti karena menjadi dasar pertimbangan dalam setiap tindakan asuhan kepada pasien.

Demikian juga, anatomi fisiologi tubuh manusia , terutama terkait kulit, rambut dan kuku menjadi suatu ilmu pendukung bagi mahasiswa AKS-AKK prodi tatarias karena penting untuk memahami anatomi fisiologi ini sebagai ilmu yang memperkuat keterampilan dalam pemberian perawatan pada manusia.

Anatomi Fisiologi Manusia

Anatomi tubuh manusia adalah ilmu yang mempelajari mengenai struktur tubuh manusia. Setiap sistem organ tubuh manusia memiliki struktur dan fungsinya. Masing-masing sistem organ saling tergantung satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Anatomi tubuh ini tersusun dalam beberapa bagian.

1. Sistem Rangka 

Pembagian anatomi tubuh manusia yang pertama yaitu sistem rangka. Rangka manusia tersusun dari 206 tulang yang dihubungkan tendon, ligamen, dan tulang rawan. Berikut keterangan tulang-tulang yang menyusun kerangka manusia.

  • 8 buah tulang di kepala
  • 25 buah tulang di kerangka dada
  • 14 buah tulang di wajah
  • 26 buah tulang di belakang dan pinggul
  • 6 buah tulang di telinga dalam
  • 64 buah tulang di lengan
  • 1 buah tulang di lidah
  • 62 buah tulang di kaki

Fungsi dari sistem rangka yaitu untuk bergerak, tempat melekatnya otot, melindungi organ-organ dalam, menopang dan memberikan bentuk tubuh.

2. Sistem Otot 

Sistem anatomi tubuh manusia dan fungsi selanjutnya yaitu otot. Di dalam sistem otot manusia terdiri atas 600 otot. Fungsi dari otot yaitu membantu pergerakan tubuh, aliran darah, dan menjalankan fungsi tubuh lainnya.

Otot ini juga berada pada anatomi tubuh manusia bagian belakang. Berikut 3 jenis otot pada tubuh manusia:

  • Otot rangka yang terhubung dengan tulang
  • Otot polos yang ditemukan di dalam organ pencernaan
  • Otot jantung yang ditemukan di jantung

3. Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah memiliki 3 fungsi, yaitu:

  • Mengedarkan darah ke seluruh tubuh
  • Melindungi tubuh melalui sel darah putih untuk melawan kuman yang telah masuk ke dalam tubuh
  • Mempertahankan homeostasis (keseimbangan kondisi tubuh) pada beberapa kondisi internal

4. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan melibatkan organ organ yang disebut sebagai saluran pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari organ yang ada di mulut hingga usus besar. Akhir dari sistem pencernaan yaitu menghasilkan urin dan feses yang dibuang melalui anus. Fungsi dari sistem pencernaan adalah untuk memproses makanan menjadi zat zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

5. Sistem Endokrin

Sistem endokrin terdiri dari beberapa kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam darah. Kelenjar tersebut yaitu hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar pineal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas, dan kelenjar kelamin (gonad).

Kelenjar tersebut akan bekerja sesuai dengan rangsangan yang diterima dari sistem saraf pusat dan reseptor kimiawi di dalam darah dan hormon yang diproduksi oleh kelenjar lain.

6. Sistem Saraf

Sistem anatomi manusia selanjutnya yaitu sistem saraf. Sistem saraf memiliki fungsi untuk mengumpulkan, mengirimkan, dan memproses informasi dalam otak dan saraf. Sistem saraf manusia terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi.

Saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tepi terdiri dari saraf otonom dan somatis.

7. Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan berfungsi untuk menyediakan oksigen ke seluruh tubuh, mengeluarkan karbon dioksida serta produk limbah lainnya yang dapat mematikan jika dibiarkan menumpuk. Terdapat 3 bagian dari sistem pernapasan utama yaitu:

  • Saluran napas, fungsinya membawa udara melewati hidung menuju paru-paru. Saluran napas terdiri dari hidung, mulut, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus.
  • Paru-paru, fungsinya untuk pertukaran oksigen ke dalam tubuh dan karbondioksida keluar tubuh.
  • Otot respirasi, termasuk diafragma dan otot interkostal yang bekerja sama memompa, mendorong udara masuk dan keluar dari paru-paru saat bernapas.

8. Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus, dan patogen lainnya yang berbahaya. Getah bening, limpa, sumsum tulang, limfosit (termasuk sel B dan sel T), timus, dan leukosit termasuk dalam sistem kekebalan tubuh.

9. Sistem Limfatik

Sistem limfatik merupakan sistem yang berperan pula terhadap pertahanan tubuh. Sistem limfatik terdiri dari kelenjar getah bening, saluran getah bening, dan pembuluh getah bening.

Tugas utamanya yaitu membuat dan menyalurkan getah bening yang dapat membantu tubuh melawan infeksi. Selain itu sistem limfatik juga membantu menghilangkan cairan getah bening dari jaringan tubuh dan mengembalikannya ke darah.

10. Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh manusia. Organ-organ ekskresi terdiri dari ginjal, hati, kulit, dan paru-paru. Organ hati berfungsi mengeluarkan empedu, kulit berfungsi mengeluarkan keringat, dan paru-paru mengeluarkan uap air dan karbon dioksida.

11. Sistem Urinaria

Sistem urinaria atau perkemihan juga termasuk dari sistem ekskresi. Tetapi sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal berfungsi menyaring darah untuk membuang limbah dan menghasilkan urine.

Ureter, kandung kemih, dan uretra bersama – sama membentuk saluran kemih yang berfungsi mengalirkan urine dari ginjal, menyimpannya, dan kemudian melepaskannya saat buang air kecil.

Selain menyaring dan menghilangkan limbah dari tubuh, sistem urinaria juga dapat mempertahankan homeostasis air, ion, pH, tekanan darah, kalsium, dan sel darah merah.

12. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi manusia terdiri dari dua jenis, yaitu sistem reproduksi wanita dan pria. Kedua jenis tersebut sama-sama berfungsi untuk menghasilkan keturunan. Sistem reproduksi wanita terdiri dari ovarium, saluran telur, rahim, vagina, vulva, kelenjar susu, dan payudara. Sedangkan reproduksi laki-laki mencakup skrotum, testis, saluran sperma, kelenjar seks, dan penis.

13. Sistem Indra

Anatomi tubuh manusia yang terakhir yaitu sistem indra yang berfungsi sebagai penerima rangsangan yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Terdapat 5 sistem indera yang disebut panca indra dengan tugasnya masing masing, yaitu:

  • Indra penglihatan dengan menggunakan mata
  • Indra pendengaran dengan menggunakan telinga
  • Indra penciuman melalui hidung
  • Indra peraba yang dapat dirasakan melalui kulit
  • Indra pengecap menggunakan lidah

Fisiologi tubuh manusia adalah ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi manusia yang sehat, organ-organ mereka, dan sel-sel yang mereka tersusun. Tingkat utama fokus dari fisiologi adalah pada tingkat organ dan sistem.

Sebagian besar aspek fisiologi manusia homolog erat dengan aspek-aspek terkait fisiologi hewan, dan hewan percobaan telah memberikan banyak dari dasar pengetahuan fisiologis.

Anatomi dan fisiologi berhubungan erat dengan bidang studi: anatomi, studi tentang bentuk, dan fisiologi, mempelajari fungsi, secara intrinsik terikat dan dipelajari bersama sama sebagai bagian dari kurikulum medis.

Pengertian fisiologi adalah cabang biologi yang mempelajari tentang berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah fisiologi dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang terdiri dua kata Yunani Kuna physis yang berarti “kajian”.

Istilah “faal” diambil dari bahasa Arab, berarti” logia, yang mempunayi arti (kajian). Dalam istilah “faal” diambil dari bahasa Arab, dengan arti “pertanda”, “fungsi”, “kerja”.

Fisiologi memakai bermacam metode untuk mempelajari biomolekul, jaringan, sel, organ, organisme dan sistem organ dengan secara keseluruhan mejalankan fungsi kimiawi dan fisiknya untuk mendukung kehidupan.

Sejarah Singkat Ilmu fisiologi manusia diawali sekitar tahun 420sm sampai pada zaman Hipokrates, yang juga dikenal sebagai bapak kedokteran. Hasil pemikiran yang kritis dari Aristoteles serta perhatiannya pada hubungan antara struktur serta fungsi menandai dimulainya ilmu fisiologi pada Yunani Kuno.

Jean Fernel, seseorang peneliti berkewarganegaraan Prancis memperkenalkan istilah “fisiologi” pada tahun 1525. Namun fisiologi eksperimental baru diawali pada abad ke-17, saat ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah.

Heran Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi sebab karyanya berupa buka teks berjudul Institusiones Medicae (1708) serta cara manjarnya yang cemerlang di Leiden.

Anatomi Fisiologi Jantung

Jantung terletak di rongga dada, diselaputi oleh satu membran pelindung yang disebut perikardium. Dinding jantung terdiri atas tiga lapis yaitu perikardium, miokardium dan endokardium.

Dinding jantung terdiri atas jaringan ikat padat yang membentuk suatu kerangka fibrosa dan otot jantung. Serabut otot jantung bercabang-cabang dan beranastomosis secara erat (Timurawan, 2017).

Jantung adalah organ berotot, berbentuk kerucut, berongga, basisnya di atas, dan puncaknya di bawah. Apeknya (puncak) miring ke sebelah kiri (Pearce, 2011). Jantung memiliki berat sekitar 300 gr, meskipun berat dan ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya aktivitas fisik, dll.

Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60 sampai 80 kali per menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran totalnya sekitar 5 L/ menit (Smeltzer dan Bare, 2012).

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (toraks), diantara kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebut pericardium, yang terdiri atas 2 lapisan, yaitu pericardium parietalis, merupakan lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru.

Dan pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri, yang juga disebut epikardium. Di dalam lapisan jantung tersebut terdapat cairan pericardium, yang berfungsi untuk mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa.

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut pericardium, lapisan tengah atau miokardium merupakan lapisan berotot, dan lapisan dalam disebut endokardium. Organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis, disebut atrium, dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel.

Untuk menghubungkan antara ruang satu dengan yang lain, jantung dilengkapi dengan katup-katup, di antaranya katup atrioventrikular dan Katup semilunaris.

Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis, dan sistem saraf autonom melalui plexus kardiakus. Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servical dan torakal bagian atas dan saraf parasimpatis berasal dari nervous vagus.

Sistem persyarafan jantung banyak dipersarafi oleh serabut sistem saraf otonom (parasimpatis dan simpatis) dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung, yang dapat mempertinggi ketelitian pengaturan saraf oleh sistem saraf otot.

Serabut parasimpatis mempersarafi nodus SA, otot-otot atrium, dan nodus AV melalui nervus vagus. serabut simpatis menyebar keseluruh sistem konduksi dan miokardium.

Stimulasi simpatis (adregenic) juga menyebabkan melepasnya epinefrin dan beberapa norepinefrin dari medulla adrenal.

Respon jantung terhadap stimulasi simpatis diperantai oleh pengikatan norepinefrin dan epinefrin ke reseptor adregenic tertentu; reseptor α terletak pada sel-sel otot polos pembuluh darah, menyebabkan terjadinya vasokonstriksi.

Reseptor β yang terletak pada nodus AV, nodus SA, dan miokardium, menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan kontraksi miokardium (stimulasi reseptor ini menyebabkan vasodilatasi).

Hubungan sistem saraf simpatis dan parasimpatis bekerja untuk menstabilkan tekanan darah arteri dan curah jantung untuk mengatur aliran darah sesuai kebutuhan tubuh, (Kasron, 2011).

Elektrofisiologi jantung di dalam otot jantung, terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu :

  • Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
  • Irama : pembentukan impuls yang teratur.
  • Daya konduksi : kemampuan untuk menyalurkan impuls.
  • Daya rangsang : kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantar untuk merangsang otot jantung dan dapat menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA, nodus AV, sampai ke serabut purkinye.

Demikianlah detail informasi mengenai anatomi fisiologi. Semoga bisa memperluas wawasan kita semua serta artikel ini dapat digunakan dengan semestinya, terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *