Filsafat Manusia Menurut Plato

Filsafat Manusia

Filsafat manusia adalah cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai makna menjadi manusia. Filsafat manusia menjadikan manusia sebagai objek studinya.

Dalam cabang ilmu filsafat ini manusia akan mengajukan pertanyaan mengenai diri mereka sebagai manusia

Filsafat Manusia Memahami Manusia Melalui filsafat

Filsafat manusia menyoroti gejala dan kejadian manusia secara sintesis dan reflektif, serta memiliki ciri-ciri ekstensif, intensif dan kritis.

Kalau demikian, makadengan mempelajari filsafat manusia bererti kita dibawa ke dalam panorama pengetahuan yang sangat luas, dalam dan kritis, yang menggambarkan esensi manusia.

Panorama pengetahuan seperti itu, paling tidak memiliki manfaat ganda yakni manfaat praktis dan teoritis.

Secara praktis filsafat manusia bukan saja berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh, melainkan juga untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri kita di dalam pemahaman tentang manusia yang menyeluruh itu.

Sedangkan secara teoritis, filsafat manusia mampu memberikan kepada kita pemahaman yang esensial tentang manusia, sehingga pada gilirannya, kita bisa meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi dibalik teori-teori yang terdapat di dalam ilmu-ilmu tentang manusia

Filsafat Manusia Menurut Plato

Dasar manusia menurut Plato adalah jiwa dan raga, Menurut Plato, manusia adalah makhluk ganda.

Manusia memiliki tubuh yang “berubah”, yang tidak terpisahkan dengan dunia indera, dan tunduk pada takdir yang sama seperti segala sesuatu yang lain di dunia ini

Plato, sebagaimana dipaparkan oleh Andre Ata Ujan, lebih jauh menunjukkan hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam lima karakter berikut. Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis.

Artinya kegiatan utama dari filsafat adalah mengkaji secara kritis tentang segala hal. Dengan kajian itu diharapkan terjadi pertanggungjawaban rasional. Kedua, menggunakan metode dialektis.

Dengan metode ini filsafat bergerak secara bertahap, yakni mengkritik pandangan pandangan yang ada, setelah itu membangun pandangan baru yang didukung dengan argumen yang lebih kuat.

Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam. Filsafat menganalisa hal hal terdalam dari kenyataan. Ia tidak Aziza Aryati berhenti pada fakta empiris, melainkan berusaha untuk menemukan kebenaran yang terdalam.

Filsafat mencari pengetahuan yang sejati serta hal yang hakiki dari realitas. Karena itulah filsafat bersifat metaempiris. Keempat, filsafat bertujuan untuk menangkap tujuan ideal realitas.

Bagi Plato memahami kebenaran berarti juga memahami Idea tentang kebenaran yang dicari oleh manusia. Idea tentang kebenaran dilihat sebagai realitas tertinggi bagi manusia. Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia.

Dalam butir ini filsafat dikaitkan dengan suatu pengetahuan yang benar tentang cara hidup sebagai manusia

Demikianlah teman-teman pembahasan kita hari ini tentang Filsafat Manusia, semoga bermanfaat dan jangan lupa di share ke teman-teman yang lain ya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *